Faktor Penentu Alih Fungsi Lahan Sawah di Tingkat Rumah Tangga Petani dan Wilayah di Provinsi Bali

Authors

  • Nawang Putri Universitas Al-Hikmah Indonesia, Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.63321/jise.v3i1.131

Keywords:

Land Conversion, Paddy Field, Regional, Household

Abstract

The conversion of rice fields to non-agricultural uses in Bali poses a serious threat to food security and the sustainability of the Subak traditional irrigation institution. This study aims to identify the driving factors behind rice field conversion at both the regional and household levels. A quantitative approach was employed using a survey method. Secondary data were obtained through a literature review from various relevant sources. Data analysis was conducted using two approaches: (1) logistic regression to examine the factors influencing farmers’ decisions to convert their rice fields at the household level, and (2) multiple linear regression with the Ordinary Least Squares (OLS) method to analyze the determinants of land conversion rates at the regional level. The results show that, at the household level, land conversion is influenced by land sale value, rice productivity, land tax, the proportion of income derived from rice farming, damaged irrigation infrastructure, and proximity to main roads. At the regional level, the conversion rate is significantly affected by the growth of non-agricultural Gross Regional Domestic Product (GRDP), rice production, population size, the number of hotels and accommodations, and the Farmers’ Terms of Trade (FTT). Spatial planning regulations (RTRW) were found to have no significant effect. These findings highlight the need for more adaptive and context-specific policy approaches to effectively control rice field conversion in Bali.

Downloads

Download data is not yet available.

References

(2025). 6.521 Hektar Sawah di Bali Lenyap dalam 6 Tahun, Banyak Jadi Vila Baru. CNN Indonesia.

Abd. Rahman As-syakur, I. W. (2011). Pemetaan Kesesuaian Iklim Tanaman Pakan Serta Kerentanannya Terhadap Perubahan Iklim dengan Sistem Informasi Geografi (SIG) di Provinsi Bali. pastura, 1(1), 9-15. Retrieved from https://www.researchgate.net/profile/Abd-Rahman-As-Syakur/publication/277147821_Pemetaan_Kesesuaian_Iklim_Tanaman_Pakan_Serta_Kerentanannya_Terhadap_Perubahan_Iklim_dengan_Sistem_Informasi_Geografi_SIG_di_Provinsi_Bali/links/5647ff7308ae451880ac72c6/PEMET

Bali, A. F. (2024). Alih Fungsi Lahan Pertanian Untuk Pariwisata di Bali.

Catur TB, J. P. (2010). Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Sektor Non Pertanian Terhadap Ketersediaan Beras Di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Caraka Tani, XXV(1), 38-42. Retrieved from http://dwenload.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?

Christianto Pondaag, C. B. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Minahasa Tenggara. Agrisosioekonomi: Jurnal Transdisiplin Pertanian , 14(2), 151-158. Retrieved from https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jisep/article/download/20575/20185/41744

I Putu Edi Rusmana, K. J. (2025). Pengembangan Kapasitas Subak dalam Menghadapi Tantangan Pertanian Modern dan Perubahan Iklim di Bali. Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma, 6(2), 501-513. doi: https://doi.org/10.26874/jakw.v6i2.540

Irawan, B. (2005). Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 23(1), 1-18. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/fae/article/dwenload/1431/1404/1951

Muliantari, N. P. (2025). BPS Bali: Pertumbuhan ekonomi triwulan II berkat sektor pariwisata. Antara Bali.

(2025). Pemkab. Buleleng Turunkan Pajak dan Berikan Keringanan. Kabupaten Buleleng.

(2025). Penyesuaian NJop Berpotensi Sebabkan Harga Lahan Melambung . Balipost.

Prihatin, R. B. (2015). Alih Fungsi Lahan di Perkotaan (Studi Kasus Di Kota Bandung Dan Yogyakarta). Aspirasi, 6(2), 105-118.

Putri, R. N. (2024). Alih Fungsi Lahan Pertanian untuk Pariwisata Di Bali.

Rachman, M. M. (2011). Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah-Beras Tahun 2010 : Efektivitas dan Implikasinya Terhadap Kualitas dan Pengadaan oleh Dolog . Analisis Kebijakan Pertanian, 9(4), 331-347. doi: https://doi.org/10.21082/akp.v9n4.2011.331-347

Rini Anggraeni, K. H. (2023). Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Pendapatan Petani di Kabupaten Sleman. Jurnal Pertanian Agros, 25(4), 4318-4328. Retrieved from https://e-journal/.janabrada.ac.id./index.php/JA/article/dwenload/3712/2267

(2021). Sistem irigasi Subak Bali, Indonesia, metode pengairan sawah tradisional di Bali yang terkenal dan ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Buleleng: Kecamatan Buleleng.

Suharyanto, K. M. (2016). Faktor Penentu Alih Fungsi Lahan Sawah di Tingkat Rumah Tangga Petani dan Wilayah di Provinsi Bali . Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 19(1), :9 - 22. Retrieved from Link PDF: https://media.neliti.com/media/publications/124985-ID-faktor-penentu-alih-fungsi-lahan-sawah-d.pdf

Sumaryanto, A. D. (2010). Perspektif Yuridis Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi . Jurnal Judiciary , 1(1), 22-41.

Syahri Ramadhan, R. P. (2024). Dinamika Alih Fungsi Lahan Sawah dan Upaya Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Wilayah Metropolitan Sarbagita . Tunas Agraria, 7(3), 303-325. doi: https://doi.org/10.31292/jta.v7i3.357

Downloads

Published

2025-10-26

Issue

Section

Articles

How to Cite

Faktor Penentu Alih Fungsi Lahan Sawah di Tingkat Rumah Tangga Petani dan Wilayah di Provinsi Bali (N. Putri , Trans.). (2025). Journal of Industrial and Syariah Economics, 3(1), 29-39. https://doi.org/10.63321/jise.v3i1.131